Kamis, 15 Agustus 2013

malam gelap, antara film horor dan tikus purba sampai perburuan logam mulia

Kenapa pilem horor selalu memunculkan adegan setan ketika malam hari?

Kenapa anak kecil dilarang keluyuran malam hari?

Kenapa lampu harus dinyalakan ketika malam hari?

Kenapa lembur di malam hari rate honornya dobel?

Dan kenapa penjual gudeg ceker hanya berjualan di malam hari? *ngasal*

Karena manusia ternyata masih takut terhadap gelap.. percuma dulu lagu tasya ngehit di tahun 2000an judulnya "jangan takut gelap". Sekarang 2013 orang masih aja takut gelap-gelap-an. err gw juga agak merinding kalo lagi gelap-gelap-an sih, tapi nggak takut, cuman segan aja. :)

Trus kenapa orang harus takut gelap? sebenarnya menurut gw sih bukan takut, tapi lebih waspada ketika gelap. Kenapa? karena spesies manusia lebih mengutamakan indera penglihatan daripada indera-indera lainnya. Ketika gelap pastinya orang akan tidak akan bisa mengantisipasi lingkungan sekitarnya sebaik ketika ada cahaya. Orang nyetir mobil, pake mata kan? Orang kerja, pake mata juga kan? Orang pup, errr.. pake mata juga sih harusnya. Akan sangat seru ketika orang bisa menjaga jarak antar kendaraan di jalan raya hanya dengan menggunakan indera penciuman atau perasa. Keren adalah ketika orang bisa menghindari tabrakan hanya dengan mencium aroma knalpot mobil di depannya. Fast n furious pastinya akan jadi sangat cupu.

Salahnya evolusi manusia adalah dengan mengembangkan kemampuan melihat, spesies kita menurunkan kemampuan indera lainnya. Kalau indera perasa berperan sentral dalam peradaban dan ber-evolusi dengan baik, mungkin definisi horor bukan tentang hantu tapi tentang makanan pedas! uji nyali bukan lagi acara di tempat-tempat angker tapi akan berubah jadi acara tantangan makan cabe terbanyak atau lomba makan rendang terpedas sejagat raya.

Balik ke kenapa tiba-tiba muncul ketakutan terhadap kegelapan... ternyata ini adalah warisan peradaban prasejarah yang masih diwariskan ke manusia jaman sekarang. Lagi-lagi karena indera penglihatan yang terlalu diutamakan. Dulu ketika jaman manusia masih pake kolor daun dan makan batu, manusia sangat rentan diserang hewan buas seperti tikus purba, kucing purba.. dsb. Jangan nanya kenapa tikus purba sangat menyeramkan di jaman dulu, kadal purba aja sebesar godzilla, apalagi tikus purba coba! Nah kewaspadaan manusia yang lebih mengandalkan penglihatan mengakibatkan orang pada jaman itu lebih sensitif dan cenderung paranoid ketika malam hari. Salah-salah lagi enak tidur tiba-tiba digigit tikus purba.. iya kalo digigit sampe mati, nah kalo cuman digigit trus dilepehin.. cacat seumur-umur ituu! aib euy aib!

Mengantisipasi kenyataan bahwa nyawa manusia purba bisa tiba-tiba hilang ketika malam hari, mereka menciptakan cahaya buatan di malam hari.. yaitu api! yaiyalah gak mungkin jaman segitu orang bikin lampu neon, belum ada thomas alfa edison lah di jaman purba. Orang mulai menghalau hewan buas dengan api unggun.

Rasa takut terhadap kegelapan juga ternyata juga menjadi akar peradaban... gak percaya? sekarang gw nanya, kenapa orang berburu emas, logam mulia, batu-batu permata?! Menurut gw karena sejak jaman prasejarah, orang selalu berburu cahaya, mereka memiliki ketertarikan terhadap segala hal yang berkilauan. Dan itu yang menyebabkan orang menyukai batu-batu permata, logam mulia... hanya diawali karena manusia membutuhkan cahaya untuk mengusir kegelapan (sumpah, ini logika ngaco banget). Mungkin ini juga yang membuat banyak orang berlomba-lomba memutihkan dan mencerahkan warna kulit.. takut gelap!

Awalnya dimulai dengan rasa waspada, takut, sampai sekarang akhirnya jadi bagian dari industri mainstream.. itulah kegelapan.. ketiadaaan cahaya #ahuwesahngacone

Tidak ada komentar:

Opo Moral iku Mural?

Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...