Ketika mulai terdengar nada suara meninggi, ketika raut muka memerah padam, ketika urat-urat di leher menunjukkan eksistensinya, ketika tatapan mata meruncing, saat itulah gw harus mulai menyiapkan kuda-kuda untuk melangkah mundur. Gw agak kurang bisa berdekatan dengan luapan emosi.. daripada harus terjadi adu elmu tenaga dalam atau pertumpahan darah yang tidak diperlukan, atau kujungan aparat hukum yang patut dihindarkan, mending gw menyingkir dulu..
Seringkali terjadi hal yg tidak sesuai dengan keinginan kita. Tapi apakah masalah tersebut harus dihadapi dengan emosi? Apakah emosi bisa melegakan kekecewaan kita? Apakah masalah bisa tiba2 selesai dengan meluapkan emosi? Emosi itu manusiawi, namun emosi harus disalurkan dengan benar.. Bukan diledak-ledakkan ke semua arah.
Memang lebih mudah untuk mengucapkan umpatan daripada menahan diri dan memikirkan keadaan. Orang kebanyakan mungkin berpikir bahwa meluapkan emosi akan memberikan ketenangan. Iya, tapi itu hanya ketenangan semu yang harus anda sesali beberapa saat setelahnya.
Ketika emosi memenuhi isi kepala, kita tidak akan bisa fokus. Kita hanya akan terdorong untuk melepaskan amarah, bukan terdorong untuk mencari solusi. Memendam emosi tidak baik bagi kesehatan. Tapi meluapkan emosi sangat tidak baik bagi hubungan dengan lingkungan kita. Untuk itulah emosi harus dikendalikan. Bagaimana caranya? Silahkan cari cara yang paling tepat untuk diri anda sendiri!
Emosi yang tidak terkelola adalah pangkal dari hal buruk yang akan terjadi selanjutnya. Harap ingat itu baik-baik. Emosi yang meledak akan membuat indera serta perasaan anda tumpul secara temporer. Dan saat hal tersebut terjadi, anda telah kehilangan kontrol atas diri sendiri. Ini yang gw bilang dengan emosi adalah pangkal dari banyak hal buruk yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkin belum ada hasil penelitian yang mengaitkan antara emosi dan egoisme. Namun dua hal ini menurut gw berhubungan sangat erat. Kecenderungan ini yang harus dicemaskan. Semoga orang-orang penyabar tidak segera punah. Tingginya tempramen seseorang bisa dipengaruhi dari diri sendiri atau dari lingkungan sekitar. Tetapi disini gw ingin mengajak kita semua untuk belajar mengelola emosi bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi lebih kepada untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi orang-orang disekitar kita. Terlebih lagi apabila terdapat anak-anak disekitar anda. Jangan berikan contoh kepada mereka untuk meluapkan emosinya secara berlebihan. Anak kecil yang dibesarkan dalam lingkungan penuh amarah bisa saja tumbuh dengan emosi yang meluap-luap atau justru sebaliknya.. muncul rasa rendah diri dalam anak itu. Tolong ingat ini, mari hentikan budaya kekerasan dengan belajar mengendalikan diri.. terutama emosi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Opo Moral iku Mural?
Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...
blogroll
-
minum orange juice sambil ngaca.. kok rasanya jadi kaya yakult yak! asem! oh mungkin gara2 minumnya sambil ngaca.. (Tue, 23 Nov 2010 01:09:2...
-
Kalau ada award sekretariat kampus terusil sejagat raya, mungkin sekretariat kampus gw adalah salah satu nominatornya. Hal ini terbukti saa...
-
tata tertib pemilu 1. Anda tidak perlu membawa alat pelubang kertas suara dari rumah. Tidak perlu membawa paku atau linggis sendiri dari r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar