Senin, 17 Juni 2013

kebelet, chemical reaction-based self motivator

Mungkin tulisan ini akan segera dimusuhi oleh motivator superstar di tipi, dan mungkin karena tulisan ini, seluruh buku di rak "motivation" akan tiba-tiba ditarik dari peredaran karena tidak akan pernah ada yang membeli buku semacam itu lagi. Kali ini gw akan mengajak semua pembaca tulisan ini untuk menemukan motivasi dari dalam diri masing-masing. Bukan! gw nggak akan mengajak untuk melakukan meditasi di kaki gunung apalagi di kepala gunung. Gw juga nggak akan mengajak kalian untuk melakukan ritual yang berhubungan dengan kembang, dupa, lilin dan kolor pak RT. Tenang, gw hanya akan mengajak kalian memusatkan konsentrasi pada tubuh bagian bawah masing-masing. HUSS JANGAN NGERES!! gw nggak ngajak kalian untuk memusatkan perhatian ke organ tertentu secara partikular ya. Nantinya, kalian semua akan merasa memiliki kekuatan superpower, rasa percaya diri yang melebihi syahrini (eh kenapa harus syahrini cobaa...).. bahkan kalian bisa merasa menjadi penguasa dunia!!! *in your dream!*

Yak kali ini gw akan menunjukkan bahwa tubuh kita, secara kimiawi memiliki mekanisme autonomous untuk memotivasi diri sendiri. Jadi, mulai sekarang silahkan untuk meng-UNREG langganan konten motivasi, sumbangkan buku koleksi motivasi kalian, bakar tiket seminar motivasi seharga jutaan rupiah yang secara khilaf sempat dibeli, dan tolong, itu, poster Ma*io **guh boleh dicabut dari dinding kamar.. kasian nyamuk2 di kamar pada kehilangan nafsu makan gara-gara poster itu. Sadar nggak sih kalau ternyata, ketika kita kebelet, terjadi reaksi tertentu di otak (Oke, reaksi kimia di area pantat dan sekitarnya mungkin lebih terasa dan dominan) yang mendorong kita untuk segera melakukan tindakan apapun untuk segera menghilangkan rasa mules. Sekali lagi, APAPUN! Gw yakin, meskipun kalian sedang asyik berkaraoke, pastinya akan langsung lari ke toilet kalo tiba-tiba kebelet. Dan gw yakin, banci-banci yang dikejar kamtib akan berani melawan kalau mereka tiba-tiba kebelet dalam pengejaran.

Ketika kebelet, orang akan rela melakukan apapun, (bahkan meskipun harus melawan hukum) untuk menghilangkan dorongan rasa mual kronis temporal di area perut dan sekitarnya. Kerelaan untuk melakukan apapaun.. yang bertransformasi menjadi keberanian dan diakhiri dengan kenekatan, hanya untuk membebaskan diri dari rasa sakit-sesak-begah di sekitar perut. Emak-emak yang biasanya naek motor pelan-pelan pun akan bisa jadi pembalap selevel jorge lorenzo kalo mereka lagi kebelet pas di perjalanan pulang dari pasar. Boro-boro lampu merah, rombongan presiden lewat pun mungkin akan diterobos si emak yang tiba-tiba merasa dirinya adalah pemimpin geng motor lokal.

Rasa-mules-kebelet juga dapat mendorong orang untuk berpikir lebih cepat serta efisien. Gak percaya? gw pernah mengalami ini! Suatu ketika pas sma kelas 2 pas lagi ujian sejarah, tiba-tiba ada perasaan insecure di perut gw, ah damn! kebelet di saat yang tidak tepat. Ujian masih akan terasa panjang, masih banyak soal yang belum gw kerjakan. Kalo gw pelan-pelan ngerjainnya, bisa jadi nama gw akan muncul dalam buku sejarah sekolah gw sebagai satu-satunya siswa yang pernah pup di kelas pas lagi ujian. Akhirnya gw memutuskan untuk cepat-cepat menyelesaikan ujian dan cabut ke toilet. Saat itu gw nggak berpikir untuk ijin ke toilet di tengah-tengah ujian, takutnya dilarang balik masuk ke kelas dan dituduh sebagai anggota geng nyontek di wc sekolah. Ancur deh ujian gw, dan mungkin gw akan mengutuk serta menyimpan dendam terhadap perut dan pantat gw seumur hidup. Dalam 20 menit, semua soal akhirnya bisa selesai dengan jawaban singkat dan minimalis. Next step... RUN FOR TOILET! Seminggu kemudian, hasil ujian dibagi, guru gw heran kenapa tumben hasil ujian gw nggak sebagus biasanya dan jawaban gw cuman seadanya. 59! nilai ujian sejarah gw saat itu. Not bad lah, mengingat bahwa ketika gw nggak kebelet pun, hasil ujian gw jarang banget diatas angka 70. Artinya apa? MULES-KEBELET akan mendorong otak kita untuk berpikir lebih cepat! bayangin, waktu pengerjaan ujian 120 menit, tp gw selesai hanya 30an menit dengan hasil yang tidak berbeda jauh jika gw ngerjain selama 120 menit.. atau bahkan 130 menit (injury time 10 menit ngumpulin contekan dari temen). See?

Rasa-mules-kebelet menurut gw bisa menambah stamina orang secara temporer, gw pernah membuktikan ini juga. Masih kelanjutan dari kejadian kebelet pas ujian, ternyata ketika gw berlari ke toilet, pintu toilet macet dan kekunci.. akhirnya gw memutuskan untuk pulang dan melepaskan hasrat di wc rumah. Saat itu jarak sekolah ke rumah nggak nyampe 1 km, dan gw biasanya berangkat bareng temen gw (baca: nebeng) tapi berhubung temen gw ini masih bergelut bergulat berkutat dengan lembar jawaban ujiannya, gw terpaksa harus berjalan kaki. Biasanya, jalan kaki dari sekolah ke rumah kurang lebih 20 menit, tapi saat itu, dengan posisi menahan mules kebelet, gak nyampe 10 menit gw udah nyampe rumah! mungkin gw punya bakat jadi atlet jalan cepat :) See, ternyata kebelet bisa memberikan energi ekstra... seharusnya pemain timnas atau atlet badminton kita menyadari ini.. jadi mereka bisa bertanding lebih dahsyat dengan memanfaatkan kebelet :) Eh tapi gw takutnya, setelah ini akan ada aturan "atlet dilarang kebelet sebelum bertanding" karena kebelet termasuk dalam kategori doping terlarang :) *ngawurtenan*

Yang perlu dilakukan adalah melatih reaksi kimia terkait pencernaan agar rasa mules kebelet bisa dimunculkan pada saat diperlukan. :) Pernah nonton film 300 kan? itu, pilem yang nyeritain nekatnya 300 prajurit leonidas melawan ribuan tentara musuhnya. Pertanyaan gw, apakah mereka nekat karena mereka benar-benar berani? ataukah mereka memiliki strategi perang yang tepat? menurut gw sih enggak. Mereka nekat berperang meskipun jumlah pasukan tidak sebanding dengan musuh hanya karena.. saat itu pasukan leonidas (semuanya) sedang mules-mules, dan mereka tidak ada pilihan lain selain memenangkan peperangan dan kemudian pup dengan damai. Versi gw, strategi leonidas dalam perang itu adalah dengan meracuni pasukannya sendiri. Makan malam sebelum perang, dia menyuruh koki pasukan meracuni makanan para pasukan agar besok paginya semua pasukan mules parah. Walhasil, pagi harinya pasukan berbaris menuju medan perang dengan gejolak di perut mereka. Saat itu leonidas berteriak menyemangati pasukannya "PRAJURITT!!!! EEK DALAM DAMAI ATAU MATI!!! SERANNGGG!!! Semoga tidak ada petinggi TNI membaca tulisan ini dan mengaplikasikannya.. bisa-bisa yang diserang bukan pasukan musuh, tapi toilet umum terdekat di sekitar medan perang :)

Ketika manusia bisa mengatur kapan mereka mules-kebelet, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan ada super hero yang akan berubah wujud ketika dia kebelet eek. Yah mirip-mirip Hulk gitu lah.. Entah ya apakah kemampuan superhero kebelet ini harus melibatkan sinar gamma atau tidak, tapi secara teknis ya nggak jauh beda dari hulk. Ketika hulk melihat kejahatan, dia akan marah dan berubah wujud jadi raksasa.. Nah, manusia superkebelet juga akan seperti itu. Ketika dia melihat kejahatan, dia akan mules-mules kebelet dan berubah wujud menjadi raksasa berwarna kuning.

Jadi, mules-kebelet itu bukan sekedar urusan pencernaan.. tapi juga semangat hidup! :)
eerr.. tapi jangan sampai anda kebelet dan mules2 ketika akan menembak gebetan! jangan deh ya!! bisa buyar semua konsentrasi..

1 komentar:

Unknown mengatakan...

keren pak Luki. jadhp termotivasi untuk Ee' yg lebih berkualitas nanti LOL

Opo Moral iku Mural?

Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...