Senin, 27 Agustus 2012

Narsis kronis yang tersalurkan dengan baik

Perjalanan Solo - Surabaya membuat gw berpikir banyak ketika melihat berbagai poster layanan masyarakat yag tersebar Di sepanjang jalur. Tiba-tiba muncul pertanyaan di pikiran gw. Konon, negara kita berdiri menganut demokrasi (entah ini dongeng atau legenda), kemudian sejak awal 2000an, kita mengenal pemilihan kepala negara atau daerah secara langsung. Konon katanya sistem pemilu ini merupakan tindak lanjut dari reformasi. Diluar kontroversi dan kekisruhan pelaksanaan pemilu secara langsung, satu hal yang pasti adalah dengan sistem pemilu ini kita punya pemimpin yang... (pilih jawaban yang benar)
a. Pemimpin yang bersih
b. Pemimpin yang demokratis
c. Pemimpin yang merakyat
atau..
d. Pemimpin yang narsis

Mungkin masih ada diantara kita yang memilih jawaban a, b, atau c.. monggo, kan kita demokratis.. atau jangan-jangan malah ada yang punya jawaban sendiri selain pilihan diatas? Tapi menurut gw, yang paling jelas dari pilkada adalah kita akan dapat pemimpin yang narsis atau memiliki kecenderungan banci tampil. Gak percaya? mau bukti? coba diliat di pinggir-pinggir jalan, silahkan diperhatikan baliho atau poster yang dibikin pemda. Pasti kebanyakan diisi foto si kepala daerah entah apapun jenis informasi yang dipajang di poster itu.

Pernah gw liat di bandara Soekarno Hatta ada beberapa poster outdoor segede gaban yang dibuat pemerintah salahsatu provinsi yang isinya mempromosikan potensi wisata di daerahnya. Nah tapi anehnya, disitu tulisannya "visit blablabla 2012" dengan background gambar si kepala daerah nyengir centil. Hey come on, kalo emang niatnya promosiin wisata daerahnya, harusnya tuh poster diisi informasi yang menunjang dong.. misalkan gambar pemandangan, tarian atau baju adat setempat gitu daripada hanya sekedar majang foto senyum tiga jari si kepala daerah. Maksudnya apa gitu? atau jangan-jangan si kepala daerah ini adalah salahsatu tujuan wisata yang dipromosikan?! Pastinya gareng dan badak bercula satu yang dulu melegenda jadi logo visit indonesia 1991 akan berdemo massal kalau tahu bahwa posisi mereka digantikan secara sepihak oleh para pemimpin yang (harusnya) terhormat :)

Lebih narsis lagi ketika poster layanan masyarakat menampilkan foto si kepala daerah padahal isi posternya "Jangan berburu hewan liar". Nah lo maksudnya majang foto si bapak kepala daerah ini apa coba? apakah ini maksudnya si kepala derah adalah salahsatu hewan liar yang (kalo bisa) jangan diburu ?!? Lalu ada lagi poster yang agak menggelitik, Sebuah poster seruan menghimbau warga untuk ber-KB tapi poster itu menampilkan foto si kepala deaerah dengan keluarganya. Lengkap, foto keluarga sejahtera yang terdiri dari bapak, ibu dan TIGA orang anak! What is the maksud coba?! Mungkin poster KB bergambar keluarga kepala daerah ini maksudnya adalah "Inilah contoh KB yang gagal! Tolong jangan ditiru!" :)

"Kurangi ketergantungan terhadap beras!" bunyi salahsatu poster layanan masyarakat di pinggir jalan antara Solo - Surabaya. Mungkin maksud dari poster itu adalah himbauan bagi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi sumber karbohidrat selain nasi. Tapi yang membuat poster ini agak janggal adalah adanya foto kepala daerah di poster itu. Menurut gw, makna tulisan himbauan dan Gambar kepala daerah dalam poster itu seperti ini, "kurangi ketergantungan terhadap beras, mari kita makan bahan pangan alternatif lain seperti, SAYA! mungkin daging saya bergizi" :) dan selanjutnya orang yang paling antusias melihat poster ini adalah Sumanto! yummynyamnyam!!!

Jadi, pilkada adalah cara yang sangat mahal untuk mencari pemimpin daerah yang narsis jika dilihat dari awal prosesnya dimana para kandidat harus berlomba-lomba meningkatkan elektabilitasnya dan meraih dukungan masyarakat dengan mengumbar senyum penuh harapan dalam poster berukuran jumbo atau sekedar selebaran kampanye yang isinya tidak jauh dari biodata si kandidat dan janji-janji manis yang (mungkin sebagian besarnya) palsu.

Apakah ini yang kita mau dari demokrasi?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gw yakin otakkananluki jg sama dgn kepala daerah.dagingnya sama2 bergizi hahaha..yg blm tau bentuk penulis kita ini, dia sangat bergizi untuk dimakan. trust me

Opo Moral iku Mural?

Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...