Rabu, 12 Februari 2014

skripsi.. never ending bleeding

kegembiraan hari terakhir UAS semester 9 (tenang, angka 9 ini bukan berarti gw tipe mahasiswa abadi yang kelebihan waktu kuliah) buyar tiba-tiba ketika ketua kelas (eh ini kuliahan loh ya! bukan SMA, tapi ya iya sih ada ketua kelasnya.. kayak anak smp inpres kan?!) ngasih pengumuman bahwa semua mahasiswa kelas gw tidak boleh pulang karena siang ini pihak sekretariat (bayangkan bahwa skretariat yang gw maksud adalah unit kerja professor Snape, di dalamnya banyak dementor yang jadi staf) akan memberikan briefing terkait penyusunan skripsi. OKE, SKRIPSI! kata yang sangat jadi momok buat gw. entah kenapa kata ini sangat angker buat gw, mungkin karena gw terlalu banyak menonton film horor dengan tema perkuliahan dimana aktor utama film-film itu mati mengenaskan karena sebuah takdir bernama skripsi.. yah semacam final destination gitu lah.

Dua jam penuh sosialisasi skripsi yang seingat gw (seingat gw loh ya, realisasinya.. entah) penuh dengan ucapan kalimat yang diawali dengan frase "kalian harus!", "kalian tidak boleh!", "awas gagal!", "D.O!". kalimat-kalimat tadi terdengar lebih mengerikan daripada sumpah-serapah emaknya Malin Kundang kan?! Sumpah, beneran deh semua rencana liburan indah harus sirna secepat ini. Pulang dari acara briefing, sebagian besar temen-temen gw pasti kepikiran "mau nulis apa ya...", "siapa ya yang enak dijadiin dosen
pembimbing ya...", atau "toilet mana?! mana toilet?!"

Pengerjaan skripsi di kampus gw secara garis besar dibagi jadi tiga proses, bikin outline (proposal), ngumpulin data, nyusun skripsi sampe revisi. Maaf, ngupil sambil cari referensi literatur atau pup sambil cari inspirasi latar belakang penelitian tidak termasuk proses penyusunan skripsi. PADAHAL INI PENTING!

Proses pembuatan otlen gw nggak bisa dibilang lancar, tapi juga nggak bisa dibilang molor. Nggak bisa dibilang lancar karena dalam proses ini gw harus bikin 4 otlen sebelum akhirnya gw bikin otlen ke-lima yang disetujui dosen pembimbing. Salahnya gw adalah terlalu sok-sok-an bikin otlen dulu sebelum nyari calon dosen pembimbing. Otlen pertama, ditolak dosen karena terlalu banyak faktor yang gw abaikan. Otlen kedua, gak kelar karena ternyata gw harus ganti tema skripsi, gw juga harus nyari dosen pembimbing baru. Otlen ketiga, gak direspon oleh calon dosen pembimbing kedua. Otlen keempat, digagalkan oleh calon dosen pembimbing ketiga dengan pernyataan "pembahasan ini sama sekali belum diterapkan di Indonesia, percuma kalo dijadiin skripsi." Otlen kelima, bukan ide gw sih, tapi pemberian dari dosen pembimbing yang akhirnya mau secara resmi membimbing gw. Antara putus asa dicampur dengan kemalasan yang bertubi-tubi membuat gw cuma ngerjain otlen seadanya.. yang penting disetujui duluuu... revisian mah urusan belakangan.

Urusan otlen ternyata belum selesai meskipun sudah disetujui dosen pembimbing. Otlen gw masih harus bertanding 12 ronde melawan penantang kuat yaitu dosen penguji outline. Gw pengen nanya nih, gimana perasaan kalian ketika kalian sudah ditolak tapi kemudian orang yang sudah menolak tadi harus muncul lagi dan tidak bisa dihindari?! jawabannya pasti: #GALAU, #GAGALMOVEON. Mungkin ini yang dialami oleh otlen gw karena ternyata dosen yang jadi penilai otlen adalah bapak mantan-kandidat-calon-dosen-pembimbing yang dulu enggak ngerespon. dan bapak ini adalah salah satu dosen yang paling disegani di kampus gw. gimana otlen gw nggak jiper ngadepin beliau. Dan ternyata benar, otlen gw harus kalah telak melawan pena revisian beliau. semua bagian harus dirombak... dan artinya otlen gw harus berdarah-darah
lagi. Ibarat manusia, mungkin otlen gw setelah revisi bentuknya seperti orang yang hidungnya dipanjangkan, tangannya dipatahkan, kakinya ditambah jadi tiga, tulang rusuk yang dicopot dan diganti rusuk kerbau, serta kuping yang ditempelkan ke jidat dan leher. ACAK-ACAKAN POL! tapi yang penting manusia ini sudah bisa hidup tenang :)

Masuk ke tahap pengerjaan skripsi, si Bapak dosen pembimbing nyuruh gw nyebar kuesioner ke beberapa obyek.. tapi masih harus nunggu surat pengantar dulu... 2 minggu lebih skripsi gw nganggur karena nunggu surat ini. DUA ABAD KEMUDIAN.. surat pengantar penelitian jadi! langsung masuk ke obyek penelitian? tunggu dulu... kudu nunggu surat jawaban kesediaan calon obyek penelitian. tidur.. nonton serial.. makan.. boker.. tidur lagi.. nonton serial lagi.. makan lagi.. boker lagi.. sampai seminggu kemudian, akhirnya surat jawaban beres! gw bisa langsung nyebar kuesioner! apa gw langsung nyebar kuesioner? oh ternyata tidak! harus nunggu 2 minggu lagi karena libur lebaran. Kalo ditotal, 6 minggu gw nganggur makan.. ngupil.. makan.. ngupil gara-gara urusan persuratan itu.Eh gapapa ding, sisi positifnya adalah gw bisa nonton beberapa serial sampe tamat berseason-season. Dua minggu setelah lebaran akhirnya data ngumpul. Kuesioner sudah terisi full! kumplitt! Tapi... penderitaan tidak selesai disitu bung. Data kuesioner banyak yang ngaco. Ini bapak2 respondennya gak niat deh kayanya. Isi kuesioner terpaksa harus "diolah" dulu sebelum gw masukin ke badan skripsi. Seminggu mengolah data kuesioner tiba-tiba jadi sia-sia setelah bapak dosbing bersabda "kayanya obyeknya cukup satu aja ya.. kalo kebanyakan malah takutnya jadi gak fokus". #duhgustiiiiikkkkkkkk... tiba-tiba keinget ongkos ganti kampas kopling yang aus, keinget struk beli pertamax, keinget mahalnya es teh manis di kantin salah satu responden, keinget judesnya satpam parkiran kantor responden. sia-sia sodara-sodara... eh tapi sisi positifnya, rekayasa data kuesioner tadi batal! skripsi gw gak menanggung dosa berat :)

Masuk ke tahap pengerjaan ternyata juga sama aja bertanya dibanding tahap-tahap sebelumnya. Kali ini musuh terbesar gw adalah a) jumlah minimal halaman.. dan b) proporsi halaman!. Ternyata ini tidak mudah jendrallll!! menghadapi musuh pertama yaitu jumlah minimal halaman ternyata susahnya sama seperti nurunin berat badan (eh kok malah curhat). Sepertinya semua data dan analisa termasuk kata-kata mutiara udah gw masukin ke badan skripsi tapi ternyata jumlah halamannya belum mencukupi standar. Masih kurang banyak!
Yaudah deh akhirnya gw akali dengan memasukkan potongan-potongan teori ke bab 4 (ini ilegal sodara-sodara..) dan voila.. jumlah halaman minimal terlewati. Masalah ke-dua ternyata cukup membuat gw susah tidur susah boker (tapi nggak susah makan kok). Jadi aturan proporsi ini mensyaratkan bahwa setiap satu
halaman yang gw tulis di bab dua berarti gw punya utang untuk nulis 1 halaman di bab 3 dan 2 halaman di bab 4!. Syarat minimal 60 halaman sudah terpenuhi, tapi setelah gw itung-itung, proporsi skripsi gw jauh dari seimbang! ibarat badan manusia, skripsi gw mungkin kegedean di bagian leher, kekecilan di "bagian vital" hahaha huss maksud gw di bagian jantung! artinya adalah... kudu dibongkar-bongkar lagi draft skripsi gw.. mengurangi isi bab 2 dan menambah isi bab 4.. yang artinya juga bahwa gw harus balik semedi untuk
mikirin mau nulis apa lagi buat bab 4.. FAKKKK!!!

Setelah draft bab 5 selesai, akhirnya gw memberanikan diri menghadap dosen pembimbing dengan harapan skripsi gw segera disetujui dan gw bisa mudik bentar merayakan selesainya skripsi gw. Tapi ibarat kata lagu... harapan gw sirna hanya tinggal mimpi #halah!! Kecurangan gw diendus oleh si bapak pembimbing.. cuilan cuilan teori yang gw pasang buat menuh-menuhin bab 4 ternyata ketahuan. Dan skripsi gw balik mentah! Eh ternyata bab 3 gw juga harus dibongkar lagi ding...

mari kita joget poco-poco bersama-sama

*maju satu langkah.. mundur dua langkah!!!!*

Deadline pengumpulan skripsi sudah di depan jidat dan gw masih harus ngerjain ulang bab 3 sampai bab 5.. tetap dengan harus mikirin jumlah halaman minimal dan proporsi antar bab. Beberapa teman juga mengalami pembredelan yang sama seperti gw. Tapi akhirnya gw bisa ngumpulin skripsi tepat di hari terakhir jadwal pengumpulan.. fiuuhhhhh.. lega rasanya! Sambil dagdigdug nunggu jadwal sidang, gw menyempatkan diri nyambi kerja di kantor akuntan publik.. lumayan sambil isi waktu juga isi kantong :). Keadaan damai sejahtera sampai suatu saat negara api menyerang! eh salah, maksud gw sampai saat akhirnya jadwal sidang skripsi dipublikasi. kejutan lain terjadi! duh gustik apa dosa gw.... Di jadwal ujian, tertulis bahwa dosen penguji gw adalah 2 orang dosen paling jago di kampus. dosen paling killer.. yang mana bahwa salah satunya adalah dosen yang menolak ngebimbing skripsi gw. HADUH MATI INI MATIIII!!! bisa jadi perkedel urat ntar di ruang sidang.

Entah ya apa kemudian gw mendapat bencana atau musibah.. jadwal ujian gw diundur.. meskipun masih dengan komposisi penguji yang tetap. Paling nggak gw masih punya kesempatan bernafas seminggu lebih panjang.. dan masih sempat bikin surat wasiat kalau seaktu-waktu gw wafat di ruang sidang. Tapi ternyata penundaannya nggak cuma seminggu coi!!! Jadi kan jadwal gw ditunda sampai minggu depannya, eh di minggu depannya ditunda lagi sampai bulan depannya...trus di bulan depannya ditunda lagi sampe akhirnya gw pasrah kapan mau disidang... sudah siap lahir batin dianiaya di ruang sidang. Tapi ternyata di perubahan jadwal ke sekian kalinya, nama penguji gw berubah!! bukan lagi diuji oleh dynamic duo tapi ganti ke.. dosen lain yang sama aja killernya. Dosen ini baru saja menggagalkan skripsi temen gw, wajar dong kalo gw tetap was-was-pada.

Sehari sebelum sidang, organ pencernaan gw nggak bekerja dengan normal.. seharian bolak-balik ke toilet.. semoga ini bukan pertanda buruk. Semalam sebelum sidang, semua doa yang ada di buku doa udah gw baca, kecuali doa pemberkatan perkawinan dan doa menjelang ajal! Dan di hari -H sidang, doa gw setengah manjur dan setengah enggak. Manjurnya adalah karena di ruang sidang terjadi keajaiban dimana ternyata salah satu dosen penguji rela membantu banyak ketika gw dihajar oleh dosen penguji satunya lagi. MAkasih pak, padahal dosen pembimbing gw malah diam tanpa kata ketika gw berbusa-busa minta ampun ke si dosen penguji killer karena gak bisa jawab. Dan parahnya adalah.. revisian dari si dosen pembimbing ternyata lebih banyak daripada revisian dari dosen penguji. Di harvard, Cambridge, Sorbonne atau Stanford mungkin nggak ada kasus kyk gini. GW telah mencatat sejarah di dunia per-skripsi-an di kampus.

Tapi setelah pergulatan panjang selama setengah tahun, akhirnya gw lulus.. setelah menghabiskan ribuan lembar kertas.. maaf bumi, gw turut serta memacu global warming.. salahkan direktur kampus gw juga ya! dan gw bisa dengan tenang berkata "AAAKHIRNYAAAAAAAAA...."

ini cuma cerita gw sih, cerita temen-temen gw yang lain pastinya banyak yang

lebih berdarah-darah :)

1 komentar:

hani mengatakan...

Iya bener banget hehehe

Opo Moral iku Mural?

Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...