Rabu, 22 Mei 2013

padi dan kapas.. riwayatmu kini

Ada yang mengatakan bahwa satu gambar dapat menceritakan jutaan kata. Lebay? nggak kok. pernyataan itu menurut gw benar adanya. Nah dari statement itulah akhirnya saat ini (atau ribuan tahun yang lalu) orang banyak menyimbolkan pesan-pesan tertentu dalam bentuk gambar. Bahkan, sebelum orang mengenal huruf, manusia gua di jaman dinosaurus main gundu pun menggunakan media gambar untuk menyampaikan pesannya. Sering kan kita lihat di tv tentang lukisan kuno yang ditemukan di dalam gua.. Hal yang sama juga mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita ribuan tahun yang akan datang ketika mereka melakukan penggalian di sebuah lubang bawah tanah dan menemukan gambar-gambar tertentu.

Silahkan buka buku ensiklopedi kalian (BUKU YA! bukan wikipedia!) dan cari tentang lukisan dinding gua, mungkin kalian akan menemukan gambar "hewan + tombak + api unggun + matahari".. dan kalian mungkin akan berpikir bahwa gambar itu menunjukkan bagaimana manusia jaman dahulu melakukan perburuan. Padahal mungkin maksud gambar mereka adalah "waktunya makan siang, anak-anak!!". Lalu kita coba bergeser ke ribuan tahun yang akan datang, yah mungkin di tahun 3013.. Mungkin saat itu akan ada sebuah eksplorasi yang menemukan lukisan dinding di sebuah tembok padat di bawah tanah dengan gambar "anak panah + logo pria/wanita + motor/mobil + keranjang beroda + gambar huruf P atau B kapital berukuran besar" mungkin di  masa depan, mereka akan mengira bahwa orang-orang yang hidup di 2013 mengumpulkan makanan menggunakan panah sambil membawa keranjang dengan menaiki kendaraan". Padahal realitanya, apa yang mereka gali di masa depan adalah "sebuah toilet di parkiran basement mall". agak berbeda sedikit ya interpretasinya.. 

Bergeser sedikit.. untuk membuktikan bahwa satu gambar mampu menjelaskan ribuan kata, coba sekarang kalian lihat logo resmi pemerintah daerah yang kalian tinggali. contohnya nih, DKI Jakarta. di logo tersebut ada gambar monas, padi dan kapas, tulisan "jaya raya" yang dibungkus gambar perisai dengan lis warna emas. Lalu bandingkan dengan logo pemerintah daerah jawa barat, terpampang jelas ada padi, kapas dan senjata kujang. Bergeser sedikit ke Kota Jambi, ada gambar bedil (atau meriam?) lalu bebek, kemudian ada gambar air (kalo nggak salah). Oh oke, kalau gw tulis semua gambar logo pemerintah daerah yang jumlahnya ada ratusan itu, sepertinya ini akan jadi postingan paling epic yang pernah gw tulis.. SKIP ya! Jadi, maksud gw adalah, dalam logo-logo yang monoton itu, si pembuat logo ingin menyampaikan pesan tertentu.. yah disini yang jelas terlihat adalah dalam logo itu si pembuat seolah memaksakan diri untuk menunjukkan kesan bahwa daerahnya merupakan daerah yang makmur sejahtera, alim dan memiliki ciri khas tertentu.. Kalau ngomong ciri khas daerah, kenapa logo pemerintah daerah tidak ada yang mencantumkan gambar makanan khas disana ya? contohnya nih, pemerintah bangkalan memajang gambar sate ayam di logo resminya. Lalu pemerintah provinsi sumatera barat memasang gambar rendang dibawah gambar rumah gadang, kan seru tuh.. itung-itung promosi kan! Oke, bener sih ada unsur pesan melalui simbol-simbol tersebut.. Pertanyaan gw, apa ya simbol-simbol itu masih relevan dengan keadaan sekarang?

Gw akan mengajak kalian semua melakukan survey kecil-kecilan, tolong sebutkan logo pemerintah daerah mana saja yang memajang lambang padi dan kapas?! BANYAK! HAMPIR SEMUA! Kita semua tahu bahwa lambang padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di daerah tersebut. Mungkin logo padi dan kapas masih akan relevan digunakan di tahun 1945 sampai 1970an ketika orang masih banyak yang kesusahan makan nasi maupun memiliki pakaian yang layak. Sekarang? Mungkin lebih tepat logo padi dan kapas diganti dengan err mungkin lambang apel bolong kegigit hama? atau lambang kuda lumping merah hitam? atau mungkin diganti lambang huruf L dan V miring? hehehe.. 

Logo padi dan kapas sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan sepertinya menurut gw (sekali lagi, menurut gw loh ya) seperti upaya pemaksaan penyeragaman definisi kesejahteraan hidup. Noh di gorontalo, ketika jagung menjadi salah satu makanan pokok ciri khas disana, apakah mereka juga harus dipaksa memakan beras hanya untuk dianggap sejahtera? lalu bergeser lagi ke timur, ketika sagu dan umbi-umbian menjadi favorit masyarakat asli di Papua.. apa ya mereka disebut tidak sejahtera? Lalu apakah mereka akan dihakimi sebagai tidak sejahtera karena mereka tidak menggunakan kain kapas sebagai busana sehari-harinya? Katanya menunjukkan ciri khas daerah.. tapi kok ya nanggung..

Entah, apakah masyarakat prasejahtera tidak sakit hati ketika mereka dipaksakan seolah-olah menjadi sejahtera dengan lambang padi dan kapas tersebut? Ketika mereka sudah bisa makan nasi.. meskipun masih dua hari sekali, ataukah ketika mereka sudah menggunakan pakaian kain tapi bolong disana sini.. 

Tidak ada komentar:

Opo Moral iku Mural?

Beberapa mural yang muncul bernada kritik kepada pemerintah dihapus sepihak oleh aparat. Pertama, mural adalah bentuk ekspresi, biasanya di ...