Sepertinya gw mengalami kebosanan terhadap perayaan natal yang pernah gw ikuti selama ini. Gw ingin punya kesan berbeda di natal tahun ini.. berbeda dalam artian gw pengen dapat makna natal yang diluar mainstream seperti banyak orang dengung-dengungkan dengan segala keribetannya. Gw pengen natal tahun ini menjadi natal yang sederhana dan tetap sakral tanpa harus dibumbui dengan semua keberlebihan yang selalu megniringi perayaan natal. Dan sepertinya keinginan gw dijawab oleh yang hari itu ulangtaun :tiuplilin:
Misa malam natal dijadwalkan jam 18.00 di gereja gw.. ya sengerti gw sih keluarga gw akan misa disana. Tapi ternyata nyokap punya rencana lain. Nyokap ngajakin ikut misa di sebuah kapel kecil di lingkungan kompleks tentara. Satu hal yang muncul di kepala gw terhadap misa di kapel adalah "yess misanya paling cuman bentar!!"Masuk ke ruang misa, karena hanya kapel maka disana tidak ada bangku misa permanen atau altar megah dengan semua kerumitannya. Gak ada itu pernak pernik natal yang bikin heboh dunia akhirat :D. Sangat bersahaja. Gw mulai suka dengan keadaan kapel ini. Ketika umat mulai banyak berdatangan,gw melihat ada kesederhanaan yang muncul dari mereka. Gak ada tuh umat yang bawa mobil kelas mid luxury keatas.. dan gak ada juga ibu-ibu berdandan rempong dengan sasakan setinggi tumpeng 17an, gak ada juga abege salah kostum. Yang jelas gw mulai nyaman misa disini. Dan pastinya, di kapel ini tidak ada pengamanan yang berlebihan. Semuanya tampak wajar. (yaiyalaah di kompleks tentara boo..ada gitu yang berani ngerusuh disini)
Misa dimulai, berhubung kapel hanya mampu menampung sedikit umat, terpaksa nyokap dan bokap harus kepisah dari gw dan adek gw. mereka duduk di dalam kapel sedangkan gw duduk di luar (strategi soobbb!). Hal yang nggak gw sadar adalah ternyata di deret itu kebanyakan diisi oleh anak-anak. Yak! ternyata gw duduk di barisan sekolah minggu, sodara-sodara! rame pokoknya misa malam natal kali ini. Anak kecil di depan gw tiba-tiba nangis kejer, yang disamping gw teriak histeris minta kado natal dan anak kecil dibelakang gw ngerengek minta nenen.. hadehhh absurd deh pokoknya.
Berada dalam kapel di lingkungan tentara membuat gw berpikir bahwa sebenarnya natal memiliki esensi perjuangan. Pada nyadar gak? Disini gw ngeliat natal sebagai momen berjuangnya semua tokoh atau karakter yang kita kenal dalam peristiwa lahirnya Yesus. Satu persatu deh, Di Bunda Maria, terlihat sekali bahwa malam itu dia harus berjuang untuk melahirkan Yesus dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Hanya ada kandang domba dan tumpukan jerami. Pernah ada yang denger kisah bahwa Bunda Maria melahirkan didampingi bidan atau dokter spesialis kandungan?! Mana ada wanita di jaman ini mampu berbuat seperti itu dengan semua risiko yang ada.Dari sisi Yusuf, tunangan Maria, Terlihat bahwa dia berjuang untuk mendapatkan tempat yang layak bagi Maria untuk melahirkan anak yang bukan anak kandungnya. Kalau dilihat lebih dalam lagi Yusuf di dalam dirinya harus berjuang untuk menerima keadaan bahwa Maria mengandung bukan darah dagingnya. Dan dari situ dia menerima tanggungjawab untuk menjaga nama baik serta harga diri Maria. Dan menurut gw perjuangan itu bukanlah perjuangan yang mudah karena Yusuf harus mengalahkan egonya. Jantan sekali bung! Bagi baby Yesus sendiri, malam itu adalah
malam dimana Dia harus memulai perjuangan dan panggilannya di dunia. Bagi tiga majus, para gembala dan bahkan mungkin domba-domba di sekitar palungan tempat Yesus dilahirkan, mereka juga pasti mengalami perjuangannya masing-masing.
Dari situlah gw mencetuskan bahwa tema natal tahun ini buat gw adalah perjuangan! dan hal ini gw tunjukkan salahsatunya ketika gw mengirimkan dan membalas ucapan natal pasti gw selipkan kata-kata slogan perjuangan seperti "selamat natal! sekali merdeka tetap merdeka!!" atau "selamat natal, terus berjuang sampai titik darah penghabisan!" atau "selamat natal! sekali di udara tetap di udara!" (eh bentar, bukannya "sekali di udara tetap di udara" tuh slogannya RRI yak? bukan perjuangan yak? ah tapi watdehel lah).. atau
kalo nggak, "selamat natal! jalasveva jayamahe", atau "selamat natal, pantang pulang sebelum padam!" (err sori, memang ini jargonnya pemadam kebakaran sih, tapi kan intinya sama.. "berjuang" #mekso). dan semua jargon-jargon itu gw rangkum dengan hashtag #natal1945 karena gw ingin mengajak temen2 gw yang merayakan natal untuk sekali-sekali merayakannya dengan semangat perjuangan, natal yang bergelora, natal yang berapi-api. MERDEKAHH!!! Oke, misa natal pun selesai, gw melanjutkan kebersahajaan dan perjuangan di malam natal ini dengan tetap semangat berburu gorengan yang telah disediakan panitia natal setempat. Tuh kan gw gak cuman ngomong.. gw buktiin kok.. buktinya, gw sukses berburu gorengan kan :D
Tetapi di rumah sudah menanti sebuah perjuangan lainnya. Sebuah suasana natal berbeda yang benar-benar malam sunyi senyap karena sekering listrik di rumah baru saja meledak ketika sore sebelum misa. Sumpah, meledaknya keren loh! percikan apinya seru! belum ada yg pernah ngeliat percikan kembang api dari jarak 4 senti dari sumber percikan kan?! Tuhan sepertinya terlalu bersemangat menjawab keinginan gw untuk memperoleh makna natal yang berbeda di tahun ini.
SELAMAT NATAL!!
MERDEKA!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar