Senin, 19 November 2012

Bromo, beyond expectation

weker BB gw meraung sekencang-kencangnya tepat jam 5 pagi, gw bangun, kucek-kucek mata, ngupil, nengok kiri nengok kanan ngumpulin nyawa sambil nyari sumber suara berisik yang sukses memaksa gw terbuka. bb ketemu, tergeletak seara acak di lokasi yang harus gw samarkan demi nama baik bb gw. cek BBM, sms or notifikasi dll, ternyata ada satu bbm dari @cahtidar "aku wes tekan sby". What?! bukannya semalem dia bilang bakal agak siangan nyampe surabaya?! oh ok, sepertinya ada perbedaan prinsipil mengenai definisi pagi atau siang. Menurut gw jam 5 itu masih pagi (sangat) tapi menurut @cahtidar, jam 5 itu sudah waktunya ke pasar (atau ke tempat lainnya setelah menjalankan ritual morning call). Langsung gw bales "Ok dab, OTW!". Maksud gw dengan OTW bukan on the way ke surabaya, tapi OTW ke kamar mandi. Semoga saja kali ini tidak ada perbedaan persepsi mengenai "OTW"...

Ok, skip aja bagian merenung di jamban, mandi dan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan air di pagi hari. Jam 7 teng lebih 30 menit gw nyampe di terminal surabaya dan akhirnya gw menemukan @cahtidar masih dalam keadaan utuh meskipun kucel dihajar angin jalur selatan jateng-jatim. Lanjut sarapan sampe jam setengah 10 kemudian datang pria bantet dengan dandanan marinir mozambik. Yak @davidsukma, anggota terakhir rombongan hore bromo ceria udah nyampe. lengkap dengan celana militer dan semua tumpukan lipid yang menempel di tubuhnya.

Setelah perut penuh terisi amunisi, trio libels KW-16 langsung menuju peron bus patas surabaya-probolinggo. Jam 10.30 gak keliatan ada bus patas sama sekali dan para calon penumpang tampaknya semakin beringas menunggu kedatangan bus. Sementara gw sibuk melakukan black campaign ke beberapa calon penumpang lain dengan meracuni mereka agar mereka naik bus ekonomi saja (sedikit mengurangi pesaing perebutan kursi bus patas) eh dua upin ipin ini malah sibuk ngeliatin cewek2 lewat di peron.. hadeh hadeh... jadi deh gw ikut2 mereka jadi "pengamat" mengingat bahwa usaha black campaign gw gagal total. "cewe manis di arah jam 2!! cewe imut di arah jam 3! ada emak2 rempong di arah jam 11 lebih 12 menit, menyingkir!!!" jam 11.00 akhirnya gw dan 2 temen ajaib gw memutuskan menyerah berburu bus patas dan naik bus ekonomi ke arah probolinggo. faktor kekenyangan dan angin jendela bus tepat diatas gw membuat gw beberapa kali nyenyak ketiduran di bus. Setelah nyampe probolinggo, gw merasa muka gw penuh pasir.. yak ternyata benar, semua debu jalan nempel ke muka gw gara2 jendela bus yang terbuka lebar.Setelah probolinggo, perjalanan dilanjutkan dengan naik bison (bukan sejenis kebo atau sejenis motor) ke arah cemoro lawang. Mobil ini sekelas minibus yang harusnya kapasitas maksimal antara 9-10 orang tapi ketika itu si bison diisi 15 orang.. dan gw kegencet di kursi pojok belakang. gak kebayang gimana @cahtidar harus kegencet @davidsukma yang ukurannya 2 kali manusia normal. Well, next setelah perjalanan berliku selama satu jam akhirnya bison kaleng nyampe di cemoro lawang, desa terdekat dari kawasan bromo.

Nyampe losmen, unpack, lanjut jalan2 di sekitaran losmen sambil poto2 pemandangan sore. Berhubung kondisi sangat berkabut, maka sesi foto landscape lebih banyak diisi foto narsis dengan tema petualangan seperti di iklan djarumsepur (inget, sepur, bukan super). Ketika poto2 gakjelas ini muncul ide di kepala gw nantangin dua temen gw untuk nekat ngeliat sunrise besok paginya tanpa pake jaket atau celana panjang. tantangan bodoh ini cuman ditanggapi si david, smeentara adit lebih memilih untuk play safe. nalarnya masih berfungsi dengan baik dengan menolak tantangan gw. Setelah puas ngelangkahin kebon bawang milik warga sekitar dan bersusah payah menghindari tumpukan eek kuda yang dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman acara dilanjutkan dengan makan malam (padahal masih sore juga sih, efek udara dingin mungkin). Awalnya adit n david hanya memesan mi rebus (sepertinya faktor jaim sedang mendominasi pesanan makanan mereka) tapi setelah gw dengan tegas memesan nasi goreng dan mie rebus secara bersamaan, mereka langsung serempak berkata "samain aja pesenannya bang! dobel!".. KALAP!!!! dan kekalapan itu berubah jadi makian dan umpatan ketika tiba waktunya membayar semua dosa kami, eh maksudnya 

pesanan kami. makan di warung nasi goreng berasa (bayar) makan di restoran cepat saji.Yah diluar umpatan dan makian itu, gw tiba-tiba kepikiran bahwa harga sesurga (kata "selangit" sangat tidak relevan bung) masih wajar mengingat bahwa semua bahan makanan ini harus diimpor dari probolinggo. Bayangin aja, naek ojek keliling bromo biayanya 120rebu per orang, gimana kalo mereka harus kulakan ke probolinggo yang jauh lebih jauh daripada jarak ngiterin bromo.

jam setengah 4 pagi weker bb gw bunyi karena jam 4 pagi rombongan gw dijemput pak adi, guide yang didapet @davidsukma dari @donnacorle (temen gw, maniak the godfather, hobi naekin apapun yang bisa dinaekin. skip!). setelah ngulet2 sedikit dan ngebuka selimut, gw berjalan keluar kamar. WUUUSHHHHHH.. hawa dingin bromo langsung menusuk-nusuk badan gw. balik masuk kamar sambil menggigil dan menggagalkan acara tantangan ngeliat sunrise tanpa jaket. Dinginnya bromo gak wajar (dibandingkan "dingin"nya jakarta loh ya) apalagi kemarin malamnya hujan deras.Rencana menyewa motor ternyata tepat daripada menyewa jip untuk naik ke pananjakan karena bisa dibilang rombongan gw telat berangkat naik ke pananjakan. Kalaupun nekat nyewa jip dengan posisi baru berangkat jam setengah lima, dipastikan kemaren gw tetap harus jalan kaki karena diatas pananjakan sudah macet jadi parkiran jip. #efeklongwiken. Sunrise di pananjakan sangat sempurna! bagus banget! kalo kata @cahtidar sih "beyond expectation".. meskipun gw gak ngerti secara detail expectationnya apa hehehe.. semoga saja tidak ada item "nemu jodoh di bromo" dalam list expectation temen ajaib gw ini :D *kiddingbro*

Setelah matahari meninggi dan gw puas moto2 sunrise plus poto pose iklan jarumsepur, kami melanjutkan perjalanan ke kawah bromo melewati lautan pasir yang untungnya agak padat karena malam sebelumnya hujan deras. Bromo pagi itu juga sedang ramah, tidak berdebu. thanks for the rain :D Kami tidak langsung menuju ke kawah tapi berhenti di tengah padang pasir bromo untuk... apalagi kalau bukan poto2. Puas poto-poto, gw lanjut naik ke puncak bromo dengan keyakinan bahwa dulu ketika gw kelas 2 esde aja bisa nyampe puncak dengan selamat.. moso sekarang gak bisa. Tapi ternyata logika gw terbalik, sampe tengah pendakian, dengkul gw sepertinya mengalami keretakan memanjang sampai di kepala. *memalukan*. Setelah mengalami antrian dan beberapa kali perhentian akhirnya gw nyampe di puncak kawah bromo. Membuka baju kemudian nyemplung ke kawah dengan harapan ada pemandian air panas dibawah kawah bromo adalah hal bodoh yang sempat muncul di kepala gw saat itu. Satu hal yang gw sesalkan di pendakian bromo adalah kenapa sinyal HP harus menyala aktif disana. Terengah-engah mendaki lalu kemudian ada telpon masuk membahas kerjaan itu sangat mengganggu sodara-sodara! aarrgghh.. Mungkin anak2 pecinta alam pun akan mengamini statement gw barusan. Mungkin saat itu adalah pertama kalinya gw berharap bb gw tidak menerima sinyal sama sekali.

Turun dari kawah, @davidsukma berinisiatif untuk menempuh jalur turun yang berbeda dari jalur naik. Selain menghindari kepadatan pengunjung bromo lainnya, juga menghindari berpapasan dengan kuda dan menghindari menginjak ranjau kuda. ngerti kan maksud gw? Agak senewen juga ketika naik ke kawah gw harus dua kali ditabrak kuda. Apakah asuransi perlindungan kecelakaan gw juga berlaku terhadap klaim ditabrak kuda? semoga saja iya!. Setelah beberapa kali lompatan dan beberapa kali terperosok akhirnya nyampe juga di bawah. Sarapan pagi di kaki gunung sambil dilewati kuda dengan aroma khas nya itu agak bagaimana tapi ya bagaimana lagi... perut sudah tidak bisa ditoleransi. semangkok mie instan goreng yang direbus cukup menghangatkan lambung dan kerongkongan sebelum perjalanan dilanjutkan ke pasir berbisik dan lembah savana.

Menurut hasil pantauan @cahtidar, ternyata nama pasir berbisik berasal dari film yang berjudul sama dulu pernah syuting disitu.. kalo gak salah filmnya christine hakim dan dian sastro. Lupakan harapan bahwa ada unsur mistis dibalik nama pasir berbisik itu.. yak penonton kecewa. Jangan berharap pasir disana akan membisiki anda siapa juara liga premier musim ini atau jangan berharap pasir-pasir itu akan membisikkan angka togel yang muncul atau.. jangan berharap pasir berbisik akan secanggih google :). Pasir disini memiliki alur yang sangat eksotis, mungkin karena efek hujan sebelumnya yang membuat jejak-jejak kendaraan terhapus. pemandangan di pasir berbisik sangat wow juga pemirsa, berada disana terasa seperti sedang di padang pasir. eh bentar, kan ini memang di padang pasir.. yasudahlah, lanjut! Pemandangan savana sangat berbeda dengan pemandangan di padang pasir. Di savana, pasir tertutup tumbuhan-tumbuhan ilalang. kontras dengan pemandangan sebelumnya yang didominasi warna abu-abu pasir, di savana bromo semuanya berwarna hijau.

Perjalanan berkeliling bromo ditutup dengan dua puluh biji tahu goreng hangat.. again, KALAP!!! mengutip statement @cahtidar, "bromo is beyond expectation".

galeri

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Josss...mari berkelana lagiii :D

Khong Guan: Biskuit Lebaran Tanpa Menunggu Lebaran

Hari jumat kemarin saya mencoba ikut acara komunitas baru. Bukannnn, bukan komunitas rahasia yang membahas teori konspirasi bahwa bumi berbe...