toilet umum dan semua drama didalamnya

Hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa konsentrasi bakteri di toilet umum empat kali lipat lebih banyak daripada bakteri di toilet yang nggak umum ternyata tidak mempengaruhi jumlah pemakaian toilet umum oleh masyarakat. Yaiyalah, namanya juga kepepet.. gak mungkin kalo orang sedang berada di terminal tiba-tiba kebelet harus nahan kencing padahal rumahnya masih 200 km dari terminal. bisa meletus dijalan kalo gini. Bahkan, ada hasil survey internasional yang menyatakan bahwa orang lebih sering menggunakan toilet umum daripada toilet pribadi. nahlo.. artinya, meskipun di rumah udah ada toilet, banyak orang masih sering numpang di toilet umum pos satpam kompleks #halah #ngaco..

Pada dasarnya, orang datang ke toilet umum hanya untuk melepaskan "tekanan berlebih" di daerah kritis tubuhnya (sori, ga berani ngomong "kelamin" dan segala derivatifnya, blog gw juga rutin dibaca anak TK untuk latihan mengeja huruf). Kalau sudah lega, yaudah, orang akan pergi dari toilet. Udah. Itu doang. Tapi apakah anda sadar, ternyata dalam siklus singkat di toilet, ada banyak hal menyentil yang dapat terjadi, mungkin anda sekalian pernah mengalaminya.. atau justru melakukannya.

NB: tulisan ini mengambil sampel periwtiwa yang terjadi di toilet umum pria, bukan toilet umum wanita karena gw belom pernah masuk toilet wanita. sekian. gak boleh protes!

Toilet umum bukan tempat yang tepat untuk cari teman baru. camkan itu! jadi tolong gak usah ngeributin mo kencing di urinoir yang mana, gak usah sok ramah dengan memilih urinoir yang disebelahnya sudah ada orang. gak usah dempet-dempetan, ini urinoir, bukan angkot KWK yang harus diisi full empat-enam. silahkan memilih urinoir lain yang agak jauh dan masih longgar. gak usah takut dibilang sombong di toilet umum. Agak horor juga kalo lagi konsen kencing trus orang di urinoir sebelah tiba2 ngajak salaman trus ngajak kenalan. aarrgghhhh... Lagian, sepanjang pengalaman gw ber-toilet-umum-ria, cuman ada 2 toilet umum di dunia yang sering kudu berdesak-desakan dan bahkan mungkin harus desak-desakan, yaitu toilet umum di bioskop dan toilet umum di terminal kedatangan bandara. tolong, silahkan hargai privasi orang lain di toilet umum dengan tidak mengajak diskusi orang yang tidak anda kenal, kecuali anda bingung bagaimana cara mematikan keran air otomatis.

Drama kedua, cuci tangan setelah kencing. Apakah hal ini benar-benar mutlak diperlukan? Beberapa taun lalu, di sebuah toilet umum, temen gw @robert_lee_sem pernah bilang "tuh nyuk, bedanya anak kampus kita sama anak kedokteran yang barusan keluar. Mereka abis kencing langsung cuci tangan pake sabun.. nah anak2 kampus kita, abis kencing, langsung hajaarrrrr keluar toilet umum. gak pake cuci tangan gak pake ngelap tisu". cadasss!!! err tapi menurut gw sih ini subyektif banget. Siapa tau orang yang gak cuci tangan setelah pipis tadi make celana khusus yang punya teknologi "no touch" jadi kalo mo kencing tinggal pencet tombol di celananya dan voila.. otomatis celananya kebuka dan siap untuk eksekusi.. trus kalo udah kelar kencing, celana itu akan secara otomatis "membersihkan". jadi tangan si pengguna akan benar-benar bersih. #edisingasalimajinatif. Ok fine, urusan melepaskan hajat gak cuci tangan gak bisa gw justifikasi lebihlanjut karena ada unsur subyektifitas.. siapa tau tangan mereka benar2 tidak kotor, atau, bisa jadi orang-orang itu adalah anggota klub pecinta alam yang hemat air.. eh tadi urinoirnya udah di flush kan ya?! Ada hal lebih parah daripada sekedar tidak cuci tangan. Beberapa kali gw ngeliat orang di toilet umum kelar dari urinoir gak cuci tangan tapi langsung ngupil, nyentuh muka atau benerin rambut. gak takut kena infeksi mas?!!!! tadi di urinoir banyak kuman loh

Drama berlanjut lagi, kali ini asumsinya semua pengguna urinoir mencuci tangannya setelah buang air kecil. Sebagian besar toilet umum tidak menyediakan tissue, hanya ada pengering tangan elektrik. Pernah ada yang nyoba mengeringkan tangan di mesin itu sampai benar-benar kering? mungkin 85 persen orang tidak melakukannya.. cukup diangin-angin-in dikit sampai tangan tidak terlalu basah. cukup. selanjutnya ngibas2in tangan ke arah cermin di watafel. #gwbanget. Drama baru dimulai saat keluar dari toilet tiba-tiba ketemu temen lama, salaman deh jadinya.. nolak diajak salaman dikira sombong, mo salaman tapi tangan masih agak basah. ini dilema se dilema-dilema-nya. Pasti temen yang ngajak salaman tadi mikir "sialan nih orang, terkontaminasi deh tangan gw".

Drama lain yang mungkin terjadi adalah, pas cuci tangan ada air yang nyiprat-nyiprat di celana... keluar toilet dengan beberapa titik cipratan air di celana adalah disaster-se disaster disasternya. setuju?? ini menimbulkan dosa ganda.. dosa bagi si pelaku celana basah adalah dia merusak pemandangan orang-orang yang harus melihat celana basah itu. dosa kedua adalah, kejadian ini secara otomatis menuntun orang-orang untuk menggunjingkan si celana kecipratan ini.

hadeuuu... drama oh drama