Sabtu, 30 Juli 2011

satu hal yang disebut "aturan" atau "perintah"

Sekali2 pengen nulis yang agak serius inih.

Pernah mikir gak kenapa aturan yang ada di beberapa agama mainstream hanya terdiri dari kata "jangan", "wajib", "boleh", "tidak". Is that simple? Kenapa begitu?

Tiba-tiba gw kepikiran ini karena ada temen gw si @david_sukma iseng ngajak ngebahas masalah ini. Dia nanya "kalo kita berimajinasi/berfantasi ingin memiliki sesuatu ato seseorang yang udah jadi milik orang lain, apakah itu sudah melanggar salah satu perintah Tuhan yang melarang mengingini milik orang lain? Dosa dong kalo gitu?"

Menurut gw (dengan ilmu agama yang sangat-sangat terbatas) wajar banget kalo kadang kita sebagai manusia pengen memiliki semuanya yang ada di pikiran kita. Yah karena kita punya unsur nafsu dalam diri kita. Gak munafik ya!! Perintah Tuhan gimanapun tetap perintah yang harus kita ikuti. Tapi yang harus diluruskan adalah bagaimana cara kita mendefinisikan perintah itu.

Yang namanya perintah, aturan, hukum apapun pastinya tidak dibuat secara ngasal. Ada latar belakang dan tujuan dari adanya serangkaian aturan tersebut. Mungkin salahsatu tujuan aturan-aturan itu adalah untuk menjaga nilai. Di agama manapun. Nah untuk memaknai aturan itu, kita harus memahami tujuannya secara luas. Jangan sampai kita menaati perintah aturan agama hanya karena takut dosa atau ingin mendapat pahala. Sangat naif jika hanya memandang seperti itu.

Mungkin kita pernah bertanya-tanya, kenapa kok wajib gini, kenapa kok dilarang gitu, kenapa kok harus gini, dan kenapa-kenapa lainnya. Sangat simpel. Aturan agama yang ada, sengerti gw dibuat secara general karena memang prinsip yang diatur disana adalah prinsip dasar. Kita harus menyadari bahwa agama lahir dalam suatu lingkungan budaya tertentu sehingga aturan di satu agama belum tentu sama dengan agama lainnya karena lingkungan dimana agama tersebut tumbuh sangat berbeda. Silahkan dipikirkan sendiri, gw gak akan memberikan contoh disini. Begitu pula dengan aturan-aturannya. Corak budaya setempat sangat kental dalam aturan tersebut.

Karena aturan-aturan tersebut hanya mengatur aspek dasar dari sebuah filosofi yang terkait dengan corak budaya dan nilai masyarakat saat itu, maka yang perlu kita tekankan adalah memahami esensi dari aturan tersebut tanpa tendensi mengkritisi aturan tersebut untuk disesuaikan dengan keadaan sekarang. Ini yang salah. Monggo dipahami dengan cara masing-masing.

Setelah memahami: Silahkeun diLAKSANAKAN!!

Balik ke pertanyaan iseng temen gw tadi, menurut gw sih wajar kalo kadang pengen memiliki/berfantasi terhadap orang lain. Inti aturan itu mungkin menuntut kita untuk mengendalikan pikiran, keinginan bahkan nafsu. Itu aja! Kalo ngebayangin sih boleh2 aja .. Yang gak boleh adalah ngebayangin trus nyulik!! Hehehe. Dosa ato enggak sih gw juga gak ngerti. Mungkin dosa, mungkin enggak. Bukan urusan kita. Kesimpulannya: kepada @david_sukma Makanya buruan cari pacar! Bawa ke altar! Biar gak mikir yang macem-macem terus lu!!

powered by OTAKKANANBERRY

1 komentar:

Inez Moimolle mengatakan...

Perintah Allah yang ke-10: Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

Sebenarnya gw juga blom bs memahami sgala perintah dan larangan mas. Diartikan sendiri2 takutnya salah. :D
Lakuin sesuai kata hati ajalah. Hehehe....

Khong Guan: Biskuit Lebaran Tanpa Menunggu Lebaran

Hari jumat kemarin saya mencoba ikut acara komunitas baru. Bukannnn, bukan komunitas rahasia yang membahas teori konspirasi bahwa bumi berbe...